
Oleh, Thomas A Edison
Marhaban, ya Ramadhan merupakan ritual puasa yang berlangsung selama satu bulan penuh. Bagi umat Muslim yang menyambutnya sebagai bulan penuh berkah dan suka cita. Dimana Tuhan telah berfirman, “Diwajibkan kepadamu puasa sebagaiman telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa”.
Sebagaiana kita ketahui, makna dari ayat suci tersebut, agar semua umat Islam mempersiapkan diri dengan baik, tidak hanya untuk mempersiapkan kebutuhan phisik berupa menyediakan makanan-makanan lezat untuk menghadapi puasa. Tetapi yang terpenting adalah membersihkan diri dan bathin.
‘Tuhan telah menurunkan wahyu-Nya menjamin kesejahteraan, kemakmuran, dan ketenteraman yang beriman bukan otomatis tanpa kehendak manusia sendiri La’allakum tattaqun (supaya dengan puasa engkau semua ber takwa) dalam ayat tentang puasa bukan puasa fisikal tetapi betapa penting kesadaran spritual atau rohaniah”.
Melaksanakan puasa yang sesungguhnya bukanlah ibadah yang mudah. Karena kita harus benar- benar siap, baik phisik maupun mental, agar ibadah yang kita jalani tidak hanya mampu menahan lapar dan haus saja. Akan tetapi, kita dituntut mampu mengendalikan diri sampai bulan puasa berakhir.
Apabila pengendalian diri tercipta dengan baik dan ikhlas, niscaya kita bisa menjadi pribadi yang baru, menjadi pribadi yang penuh kesabaran, menjadi pribadi yang memiliki kemampuan mentransformasikan diri yang terbaik. Untuk itulah segala ujian ketika bulan puasa berlangsung harus dapat diatasi dengan tidak boleh meninggalkan semua kewajiban dan harus dijalankan secara baik, niscaya kehidupan baru itu kita peroleh dengan baik pula.
Sebelum memasuki bulan Ramadhan, kita sebagai bangsa Indonesia yang mana tahun 2023 ini, kita telah menghadapi berbagai cobaan salah satunya adalah pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia bahkan Dunia. Namun cobaan yang datang silih berganti, bukanlah semata-mata mengurangi dalam menghadapi bulan suci Ramadahan bulan yang penuh berkah. Mereka yang menjadi korban bencana Pandemi Covid-19, masih tetap bersunggun-sungguh membangun kegotong royongan dalam hal membangun fasilitas ritual seperti masjid dan lain sebagainya.
Kearifan dan kasih sayang itu datang bukanlah semata-mata tradisi, melainkan merupakan salah satu khazanah kebaikan di bulan Ramadhan yang mungkin sulit ditemui pada bulan –bulan lainnya. Sehingga bagi umat Ialam, ibadah puasa mempunyai makna tersendiri untuk dapat menggugah akan kesadaran sendiri, yaitu kesadaran untuk dapat menyalurkan bantuan bagi mereka yang tidak mampu seperti fakir miskin dan anak-anak yatim. Dengan demikian timbullah naluri kasih sayang dalam bulan puasa.
Pada mereka yang selama ini berkecukupan, dimana dahaga dan lapar hanya dirasakan di bulan puasa saja itupun bagi mereka yang benar-benar menjalani puasa. Sementara bagi mereka yang miskin atau mereka yang tidak memiliki pekerjaan alias pengangguran, sudah barang tentu dahaga dan lapar merupakan hal yang biasa saja.
Oleh sebab itu, puasa adalah menciptakan makna yang terpenting dalam kehidupan pribadi. Bahkan keistimewaan di bulan puasa adalah terpancarnya hingga menembus relung hati paling dalam untuk menggugah kesadaran bagi setiap insan. Intinya, bulan puasa adalah momentum penyebaran kearifan dan kasih sayang. Untuk itu diucapkan selamat menjalankan puasa, mohon maaf lahir dan bathin.