
lokasi tempat pembuangan sampah di pasar Pulai Payung
EKSPOST.COM– Sepertinya sistim pengelolaan Bumdes di Desa Pulai Payung , Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko layak untuk diapresiasi.
Pasalnya, tanpa penyertaan modal awal dari desa, usaha Bumdes bisa berjalan dan mendatangkan income ke desa walupun dalam jumlah kecil, karena baru berjalan hampir 3 bulan.
Jika managemen sistim pengelolaan Bumdes seperti yang sekarang ini bisa dipertahankan, diprediksi Bumdes di desa ini ke depan, akan memperoleh untung dan mendatangkan income yang besar ke desa.
Kepala Desa Pulai Payung, Mustarrudin, SE, saat ditemui dan berbincang dengan awak media di kantornya, Selasa (14/2/2023) membenarkan, jika Bumdes di desanya saat ini berjalan meskipun tanpa penyertaan modal awal dari desa.
Kades juga mengakui, jika sekarang ini, sudah 2 unit usaha di bawah bendera Bumdes Desa Pulai Payung yang sudah berjalan, yakni, unit usaha perdagangan dan unit usaha pengelolaan sampah dan lingkungan.
Dijelaskan oleh Mustarrudin, SE, ke dua unit usaha tersebut diantaranya bidang perdagangan, telah berjalan selama 2 minggu, dimana penyertaan modalnya ditanggung oleh pemegang unit usaha di bawah bendera Bumdes itu sendiri.
“Unit usaha bidang perdagangan ini, memilih buka usaha menjual telur ayam ras yang dipasok melaui salah satu agen pengusaha dari Padang Sumatera Barat. Usaha ini sendiri masih berjalan 2 minggu tetapi telah berhasil menjual sebanyak, 1.300 karpet telur, yang 1 karpet itu, terdiri dari 30 butir telur, sementara harga jualnya 1 karpet Rp. 48. 000,” jelas Mustarrudin, SE.
Sedangkan unit bidang pengelolaan sampah lanjut Kades, telah berjalan selama hampir 3 bulan, dengan sistim pengeloaannya, sampah dari rumah warga diijemput berbayar, untuk rumah tangga dikenakan biaya 40 ribu rupiah /bulan, sedangkan untuk pengusaha 100 ribu/bulan.
“Jumlah desa yang telah MoU dengan Bumdes Pulai Payung saat ini sebanyak 8 desa meliputi Desa Sibak, Pulai Payung, Tanjung Harapan, Medan Jaya, Pasar Ipuh, Pulau Baru, Pulau Makmur dan Pasar Baru.
Kades mengatakan, terkait transportasi pengangkut sampah kini ada 2 unit armada, yaitu 1 unit Dum Truk aset Desa Pulai Payung dan 1 unit Pic Up milik Kepala Desa Pulai Payung sendiri.
“Selain mengangkut sampah, mobil Pic Up juga digunakan untuk mengangkut barang dagangan dalam unit usaha perdagangan tersebut. Adapun sitim hitungan pemakaian mobil Pic Up ini, Desa menanggung biaya BBM dan perawatan dimana biaya tersebut, diperoleh dari biaya pengangkutan sampah dari warga dan pengusaha tersebut.” jelas Kades.
Terkait pengelolaan Sampah di daerah Kecamatan Ipuh, Kades berharap ada Suport dari Pemerintah Daerah juga dari pihak swasta yaitu perusahaan yang ada di sekitarnya.
” Permasalahan sampah adalah tanggungjawab kita bersama baik pemerintah, swasta dan seluruh masyarakat.”Pungkasnya. (AS).